(Beritadaerah-Jakarta) Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, kini diarahkan untuk menghasilkan bibit pohon bernilai ekonomi tinggi guna mendukung kesejahteraan masyarakat. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa arahan Presiden adalah untuk mengoptimalkan manfaat hutan dalam mendukung perekonomian rakyat.
“Presiden menekankan agar pemanfaatan hutan dapat secara langsung berkontribusi pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, di Persemaian Rumpin ini, kami mengutamakan penyemaian bibit pohon yang menghasilkan produk hutan bukan kayu, seperti jengkol, nangka, petai, jambu, dan durian,” ungkap Menteri Raja Juli dalam kunjungannya ke Persemaian Rumpin, Selasa (29/10/2024).
Menteri Raja Juli menambahkan bahwa selain membantu penghijauan, Persemaian Rumpin juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar. “Saat bibit-bibit ini berbuah nantinya, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, meningkatkan taraf hidup mereka,” tambahnya.
Selama kunjungan tersebut, Menteri Raja Juli meninjau langsung Persemaian Skala Besar Rumpin, salah satu dari delapan Pusat Persemaian Skala Besar Nasional yang berkapasitas hingga 15 juta bibit per tahun. Persemaian ini juga mendukung program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang akan membantu memulihkan lahan kritis di wilayah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
Menteri Raja Juli juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan bibit-bibit produktif yang disediakan secara gratis oleh Persemaian Rumpin. “Masyarakat hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk memperoleh hingga 25 bibit per orang,” jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri didampingi oleh sejumlah pejabat kementerian, termasuk Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, dan Kepala Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung.
Dengan fokus pada bibit pohon bernilai ekonomi tinggi di Persemaian Rumpin, diharapkan manfaat nyata dari program ini dapat dirasakan masyarakat, sehingga hutan berperan tidak hanya sebagai paru-paru dunia tetapi juga sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.