(Beritadaerah-Bali) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada 12 hingga 14 November 2024 menggelar Workshop Maritime Single Window 2024 di Bali. Sebanyak 12 negara anggota International Maritime Organization (IMO) melakukan kunjungan langsung (site visit) pada hari kedua ke Bali Maritime Tourism Hub dan Pelabuhan Sanur. Kunjungan itu merupakan bagian dari kegiatan benchmarking untuk menilai implementasi Maritime Single Window (MSW) di Indonesia.
Dalam keterangan persnya, Jumat (15/11), Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Capt. Herbert Elisa P. Marpaung, menjelaskan, pihaknya mengajak para delegasi untuk dapat bertukar pikiran serta melihat lebih dekat sistem digitalisasi pelabuhan-pelabuhan utama di Bali, yang bertujuan untuk menyederhanakan dan mempercepat proses administrasi pelabuhan, mulai dari perizinan kapal hingga pengurusan dokumen-dokumen penting lainnya.
Sebagai destinasi pertama, delegasi mengunjungi kantor PT Pelindo Regional 3 Sub Regional Bali-Nusa Tenggara. Di sini, mereka melihat bagaimana Pelabuhan Benoa melayani berbagai jenis kapal, baik kapal niaga maupun kapal pesiar. Mereka juga mempelajari penerapan sistem Maritime Single Window yang sudah diterapkan pada pelabuhan ini.
“Penerapan Maritime Single Window memerlukan komitmen dan kerja sama solid antara pemerintah sebagai regulator serta stakeholder lainnya, seperti operator pelabuhan (Pelindo), perusahaan pelayaran, dan pelaku usaha logistik,” ujar Herbert.
Kerja sama itu menjadi penting guna memastikan integrasi sistem yang baik, yang memungkinkan adaptasi lebih cepat melalui infrastruktur teknologi dan penyiapan sumber daya manusia yang terampil.
Pelabuhan Benoa juga telah mengimplementasikan National Logistic Ecosystem (NLE) sesuai dengan Instruksi Presiden No.5 Tahun 2020, guna memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Para delegasi kemudian mengunjungi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), yang merupakan Proyek Strategis Nasional untuk pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai pusat wisata bahari. BMTH diharapkan dapat memberi nilai tambah sektor pariwisata laut di Bali, memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin menikmati atraksi wisata bahari maupun keberangkatan kapal pesiar.
Selanjutnya, delegasi melakukan kunjungan ke Pelabuhan Sanur, yang dirancang sebagai titik konektivitas utama kawasan segitiga emas Bali: Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan. Pelabuhan ini sangat populer di kalangan wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata air di Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
Salah satu delegasi yakni dari Ethiopian Maritime Authority, Captain Getinet Abay Gebru, menyampaikan apresiasi terhadap pengelolaan Pelabuhan Benoa, yang dinilai sangat efisien dalam mengatur waktu keberangkatan kapal untuk mengoptimalkan embarkasi dan debarkasi penumpang.
Sementara itu, delegasi dari Maritime Authority APMF Madagaskar, Mirana Dimbisoa Louisia, mengapresiasi Indonesia atas komitmennya dalam menerapkan standar IMO dan menjadikan Maritime Single Window bagian integral dari modernisasi pelabuhan.