(Beritadaerah-Bali) Dalam kunjungan kerjanya ke Bali, Senin (9/12), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengagumi dan memberikan apresiasi yang tinggi atas penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, yang berjalan secara konsisten dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan Masyarakat lokal, kelestarian budaya, serta keberlanjutan lingkungan.
Menpar Widiyanti mengatakan Desa Jatiluwih telah menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam pengembangan potensi Warisan Budaya melalui penerapan sistem subak yang menjadi fondasi praktik agrikultur di Jatiluwih sehingga memperoleh UNESCO World Cultural Heritage pada tahun 2012.
Dalam kunjungan ini, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana didampingi Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi; Direktur Pengembangan Destinasi II, Bambang Cahyo Murdoko, serta Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.
“Meskipun baru ditetapkan menjadi desa wisata pada tahun 2016, Desa Jatiluwih telah lama menunjukkan Upaya secara komunal dalam pengembangan pelestarian Budaya dan Lingkungan,” ujar Menpar Widiyanti.
Sejalan dengan upaya tersebut Jatiluwih semakin menjadi salah satu tujuan utama wisatawan ke Bali, sebagaimana disebutkan oleh DPP ASITA Prov Bali bahwa saat ini kurang lebih 80 persen angka wisman ke Bali mengunjungi Desa Wisata Jatiluwih.
Dengan capaian dan praktik baik pengembangan pariwisata, Jatiluwih kemudian ditetapkan sebagai Desa Wisata Tersertifikasi Berkelanjutan melalui program Kemenpar Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Desa Wisata (SertiDEWI) 2024. Di tahun yang sama Kemenpar juga mengusulkan Jatiluwih sebagai nominasi di kancah Internasional dan terpilih menjadi salah satu pemenang Best Tourism Villages by UN Tourism bersama Desa Wisata Wukirsari (D.I. Yogyakarta).
Menpar Widiyanti menambahkan bahwa “Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan merupakan prinsip yang menjadi pondasi implementasi program Flagship Kementerian Pariwisata, salah satunya melalui program pengembangan Desa Wisata yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengintegrasikan kearifan lokal dan melestarikan lingkungan”. Menpar juga berharap kepada Pemerintah daerah, Asosiasi dan Industri untuk mewujudkan penerapan pariwisata berkelanjutan di Desa-desa Wisata lainnya baik di Kabupaten Tabanan maupun di Provinsi Bali, dan mendorong Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Desa Wisata.
Pada kesempatan kunjungan kerja ke Jatiluwih tersebut Widiyanti bersama Wamenpar Ni Luh Puspa menandatangani prasasti Best Tourism Village by UN Tourism serta berdiskusi dengan pemangku kepentingan pariwisata setempat. Turut hadir Bersama Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya; Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun; Kadispar Kabupaten Tabanan, AA Ngurah Satria Tenaya, serta Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Ketut Purna.
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, mengatakan Desa Wisata Jatiluwih menjadi Desa Wisata Pertama dalam kunjungan kerja perdana Menpar Widiyanti di Bali, dan kita bisa mencontoh Desa Wisata Jatiluwih untuk bisa dikembangkan di daerah yang lain bahwa pariwisata dan industri bisa berjalan beriringan pariwisata dan budaya bisa berjalan bersamaan.