(Beritadaerah-Jakarta) Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri yang dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta, pada Senin (9/12), Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program strategis nasional untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Berdasarkan arahan Presiden, kita semua harus fokus mempercepat swasembada pangan. Bapanas, di bawah koordinasi Kemenko Bidang Pangan, siap melakukan kerja kolaboratif untuk mendukung upaya ini, termasuk penguatan cadangan pangan, stabilisasi pasokan dan harga, hingga penganekaragaman pangan,” ujar Arief.
Dalam rapat tersebut, Kepala Negara menekankan pentingnya swasembada pangan yang mencakup semua level, mulai dari nasional hingga tingkat kecamatan. Menurutnya, strategi ini sejalan dengan kearifan lokal nenek moyang Indonesia yang mengajarkan pentingnya lumbung pangan di setiap desa.
“Kita harus swasembada pangan secara nasional, per pulau besar, per kabupaten, bahkan idealnya per kecamatan. Ini adalah bagian dari kearifan bermasyarakat kita selama ribuan tahun. Strategi besar ini adalah soal kerja keras, dan saya yakin kita mampu mencapainya,” tegas Presiden.
Presiden juga menekankan bahwa swasembada pangan adalah kunci pengendalian inflasi, terutama untuk komponen harga bergejolak (volatile food). Program ini, katanya, merupakan investasi jangka panjang untuk memastikan stabilitas pangan dan kesejahteraan rakyat.
Bapanas, sesuai amanat Peraturan Presiden (PP) Nomor 66 Tahun 2021, telah menyusun sejumlah program strategis yang mencakup seluruh rantai pasok pangan dari hulu ke hilir. Program tersebut meliputi:
- Penyerapan hasil panen melalui kemitraan berbasis closed loop.
- Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).
- Penetapan harga pembelian/penjualan pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Arief juga menekankan pentingnya peran lumbung pangan di setiap daerah untuk memperkuat logistik pangan antardaerah, terutama di wilayah dengan akses terbatas. “Penguatan cadangan pangan masyarakat sangat penting untuk memastikan stabilitas pasokan di tengah peningkatan produksi domestik,” katanya.
Dengan meningkatnya produksi pangan, Bapanas optimistis stabilitas pasokan dan harga pangan akan terjaga. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tekanan inflasi, khususnya dari komponen volatile food. Pada November 2024, inflasi nasional tercatat sebesar 1,55 persen (year on year/yoy), dengan makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar inflasi bulanan.