(Beritadaerah-Jakarta) Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, meresmikan dimulainya pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (10/12). Proyek ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mendukung transformasi Jakarta menjadi kota global.
“Air bersih dan pengelolaan limbah adalah kebutuhan mendasar yang esensial bagi warga Jakarta. Dengan SPALD-T, kami ingin memastikan standar pelayanan dasar ini tercapai untuk semua masyarakat,” ujar Teguh.
Pembangunan SPALD-T ini merupakan hasil kolaborasi antara Perumda PAM Jaya dan Perumda PAL Jaya, dengan lokasi di lahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak milik PAM Jaya. Proyek ini didanai melalui Penyertaan Modal Daerah (PMD) tahun 2018.
Teguh menyampaikan apresiasi kepada PAM Jaya yang menargetkan cakupan layanan air bersih hingga 100% untuk warga Jakarta. Tahun ini, diproyeksikan 50.000 sambungan baru akan terpasang, dengan tambahan 130.000 sambungan pada 2025.
Selain air bersih, Teguh menyoroti pentingnya pengelolaan air limbah yang lebih efektif untuk mencegah pencemaran lingkungan. “Masih banyak warga yang Buang Air Besar sembarangan (BABs) atau tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai. Hal ini berpotensi mencemari badan air, kualitas air tanah, dan meningkatkan risiko penyakit,” tegasnya.
Kawasan TB Simatupang dipilih sebagai lokasi strategis SPALD-T karena perpaduan antara area komersial dan pemukiman. Direncanakan proyek ini akan selesai dalam waktu 18 bulan dan dapat melayani sekitar 114.000 jiwa, mencakup wilayah Cilandak, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, serta area sepanjang sisi utara dan selatan Jalan TB Simatupang.
Direktur Utama PAM Jaya, Arif Nasruddin, menjelaskan bahwa area pembangunan mencakup lahan seluas 9,9 hektare. Selain instalasi pengolahan limbah, rencana ke depan mencakup pembangunan green house untuk mendukung penguatan ketahanan pangan.
“Ini adalah bentuk pemanfaatan lahan untuk tiga tujuan utama: air bersih, pengolahan limbah, dan ketahanan pangan,” ungkap Arif.
Sementara itu, Direktur Utama Paljaya, Untung Suryadi, menyatakan bahwa proyek tahap pertama SPALD-T akan menggunakan sekitar 2.000-3.000 meter persegi lahan, dengan harapan pengoperasiannya dapat menjangkau lebih banyak wilayah di masa mendatang.
Teguh pun meminta dukungan penuh dari masyarakat dan aparat setempat untuk menyosialisasikan proyek ini dan mengatasi potensi gangguan selama proses pembangunan. “Saya berharap wali kota, camat, lurah, hingga ketua RT dan RW dapat membantu menyosialisasikan pentingnya proyek ini bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan warga Jakarta,” tutup Teguh.