Hilirisasi Perikanan Indonesia: Mendorong Nilai Tambah dan Daya Saing Global

(Beritadaerah-Kolom) Hilirisasi perikanan menjadi salah satu agenda strategis yang tengah didorong oleh pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan potensi sektor kelautan dan perikanan. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Namun, hingga saat ini, kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian nasional masih belum optimal karena dominasi ekspor bahan mentah tanpa pengolahan lebih lanjut.

Hilirisasi perikanan adalah upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan melalui pengolahan dan diversifikasi produk, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Proses hilirisasi ini mencakup beberapa tahapan yang telah mulai berjalan di berbagai daerah di Indonesia. Berikut adalah penjelasannya:

1. Pengembangan Sentra Pengolahan Perikanan
• Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mendirikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di berbagai daerah, seperti di Natuna, Maluku, dan Papua. SKPT bertujuan untuk menyediakan fasilitas lengkap bagi nelayan, termasuk cold storage, unit pengolahan ikan (UPI), dan pasar ikan.
• Fasilitas ini membantu nelayan menyimpan hasil tangkapan lebih lama dan meningkatkan kualitas produk perikanan sebelum diproses lebih lanjut.
2. Diversifikasi Produk Perikanan
• Produk perikanan seperti ikan segar, ikan olahan (fillet, surimi), hingga produk bernilai tambah tinggi (nugget ikan, kerupuk, abon ikan) mulai banyak dikembangkan oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan industri.
• Contoh sukses adalah pengembangan produk turunan dari rumput laut seperti agar-agar, karagenan, dan kosmetik.
3. Kemitraan dengan Industri
• Hilirisasi perikanan juga didorong melalui kemitraan antara nelayan atau koperasi dengan perusahaan besar. Contohnya adalah integrasi produksi antara nelayan tangkap dengan pabrik pengolahan ikan tuna atau udang untuk pasar ekspor.
• Perusahaan seperti PT Perikanan Indonesia (Perindo) juga terlibat dalam membangun rantai pasok dari hulu ke hilir.
4. Peningkatan Teknologi Pengolahan
• Investasi dalam teknologi seperti pengolahan hasil tangkapan menjadi tepung ikan, minyak ikan, dan produk farmasi telah mendorong hilirisasi perikanan.
• Penggunaan teknologi pendinginan modern dan pengemasan vakum membantu memperpanjang umur simpan produk, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk ekspor.
5. Ekspansi Pasar Domestik dan Ekspor
• Hilirisasi perikanan di Indonesia telah meningkatkan ekspor produk olahan seperti udang beku, tuna kalengan, dan cumi-cumi kering. Pasar utama adalah Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
• Di pasar domestik, kampanye untuk mengonsumsi produk olahan berbasis ikan semakin masif, mendorong permintaan dan menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
6. Dukungan Kebijakan dan Pembiayaan
• Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong hilirisasi, seperti penurunan tarif ekspor untuk produk olahan dan subsidi peralatan bagi unit pengolahan skala kecil.
• Kredit usaha rakyat (KUR) untuk sektor kelautan dan perikanan juga difokuskan untuk membantu pelaku usaha mengembangkan lini pengolahan.
7. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia
• Pelatihan kepada nelayan dan pekerja di sektor perikanan menjadi salah satu kunci sukses hilirisasi. Contohnya, pelatihan pembuatan produk olahan ikan atau pengoperasian mesin pengolahan ikan.

Dampak Positif Hilirisasi Perikanan

Hilirisasi perikanan diyakini dapat memberikan dampak positif yang signifikan, antara lain:
– Peningkatan Ekspor: Produk olahan ikan yang berkualitas tinggi memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar internasional.
– Pembukaan Lapangan Kerja: Industri pengolahan ikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga dapat menyerap banyak pekerja lokal.
– Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Sentra pengolahan ikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah penghasil ikan.

Strategi Pemerintah dan Proses Hilirisasi Perikanan di Indonesia

Hilirisasi perikanan menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional. Berikut adalah strategi utama pemerintah dan perkembangan prosesnya hingga saat ini:

1. Kebijakan dan Regulasi Pendukung
Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mendukung hilirisasi:
• Perizinan yang Terintegrasi: Simplifikasi perizinan melalui Online Single Submission (OSS) untuk mendukung investasi di sektor pengolahan perikanan.
• Peningkatan Nilai Ekspor: Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, pemerintah membatasi ekspor ikan mentah dan mendorong ekspor dalam bentuk olahan bernilai tambah.
• Kawasan Industri Kelautan dan Perikanan: Pemerintah mendorong pembangunan kawasan industri terpadu seperti Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) untuk memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir.

2. Fasilitasi Infrastruktur dan Teknologi
• Pembangunan Sentra Pengolahan: Pemerintah membangun fasilitas pengolahan ikan dan cold storage di berbagai daerah sentra perikanan, termasuk Maluku, Natuna, dan Sulawesi. Infrastruktur ini dirancang untuk memperpanjang umur simpan ikan hasil tangkapan dan meningkatkan kualitas produk olahan.
• Penerapan Teknologi Modern: Untuk mendukung hilirisasi, teknologi seperti mesin pendingin, pengering, dan pengemasan vakum mulai diterapkan di unit pengolahan ikan (UPI). Teknologi ini membantu menghasilkan produk seperti ikan fillet, surimi, nugget, dan abon ikan.

3. Dukungan Pembiayaan dan Insentif
• Kredit Usaha Rakyat (KUR): Pemerintah memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor perikanan untuk pengembangan lini pengolahan.
• Insentif Pajak dan Ekspor: Insentif diberikan kepada pelaku usaha yang mengolah hasil perikanan untuk ekspor. Contohnya, pengurangan bea keluar untuk produk bernilai tambah tinggi.

4. Peningkatan Kapasitas SDM dan Kemitraan
• Pelatihan Pengolahan: Pemerintah melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pelatihan pengolahan hasil perikanan bagi nelayan dan pekerja. Fokusnya adalah diversifikasi produk, seperti pembuatan olahan ikan atau pemanfaatan limbah perikanan menjadi produk farmasi.
• Kemitraan dengan Industri: Pemerintah memfasilitasi kerja sama antara koperasi nelayan dan perusahaan besar untuk memastikan hasil tangkapan diserap oleh pabrik pengolahan.

5. Penguatan Pasar dan Logistik
• Ekspansi Pasar Domestik: Kampanye konsumsi ikan melalui program seperti Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) bertujuan meningkatkan permintaan domestik terhadap produk olahan ikan.
• Ekspansi Pasar Ekspor: Pemerintah fokus meningkatkan ekspor produk olahan seperti tuna kaleng, udang beku, dan rumput laut olahan ke negara-negara utama seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Progres Hilirisasi hingga Saat Ini
1. Pertumbuhan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT)
• Sebanyak 20 SKPT telah didirikan di berbagai wilayah seperti Morotai, Natuna, dan Biak, menyediakan fasilitas pengolahan, penyimpanan, dan pemasaran hasil perikanan.
2. Diversifikasi Produk Olahan
• Produk perikanan olahan seperti surimi, kerupuk ikan, dan nugget ikan semakin banyak dihasilkan, terutama oleh UKM dan industri.
• Rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan dengan produk turunan seperti karagenan, agar-agar, dan kosmetik.
3. Kinerja Ekspor Meningkat
• Ekspor produk perikanan olahan meningkat signifikan. Pada 2023, kontribusi produk olahan terhadap total ekspor perikanan mencapai lebih dari 50%.
4. Investasi Industri
• Beberapa perusahaan besar telah berinvestasi dalam pabrik pengolahan ikan dan pengembangan rantai pasok perikanan. Pemerintah juga memfasilitasi masuknya investasi asing untuk mempercepat pengembangan teknologi.

Tantangan yang Masih Dihadapi
• Keterbatasan Infrastruktur di Daerah Terpencil: Beberapa daerah penghasil ikan masih menghadapi masalah akses listrik dan logistik.
• Kurangnya Kapasitas Pengolahan: Unit pengolahan ikan (UPI) di beberapa daerah belum mampu mengolah seluruh hasil tangkapan.
• Minimnya Pengetahuan SDM: Sebagian nelayan dan pelaku usaha kecil belum sepenuhnya memahami teknik pengolahan modern.

Langkah Lanjutan
Pemerintah terus mengupayakan:
1. Pengembangan Logistik: Pembangunan jalur distribusi yang efisien untuk menghubungkan sentra produksi dengan pasar.
2. Dukungan Teknologi dan Inovasi: Penyediaan alat pengolahan canggih untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk olahan.
3. Kemitraan Global: Meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara lain untuk memperluas akses pasar internasional.
Hilirisasi perikanan terus berkembang dengan langkah-langkah strategis yang terintegrasi, bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam produk perikanan bernilai tambah tinggi.