Banten

Inflasi Banten Tahun 2024 Tercatat Sebesar 1,88 persen (y-on-y)

(Beritadaerah-Ekonomi) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten melaporkan bahwa pada momen Natal dan Tahun Baru 2025, inflasi Banten secara m-to-m menunjukkan perubahan yang bervariasi pada beberapa komoditas. Telur ayam ras tercatat mengalami inflasi sebesar 0,11 persen, cabai merah sebesar 0,09 persen, dan cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen. Meskipun nilai inflasinya relatif kecil, pergerakan harga komoditas-komoditas tersebut penting untuk dipantau, karena mereka merupakan bahan pokok yang sering dikonsumsi oleh masyarakat.

Sementara itu, inflasi Banten secara y-on-y untuk tahun 2024 tercatat sebesar 1,88 persen. Salah satu faktor utama yang menyumbang inflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang memiliki andil inflasi sebesar 0,53 persen. Komoditas-komoditas utama yang menyumbang inflasi secara tahunan (y-on-y) termasuk emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), nasi dengan lauk, dan minyak goreng. Pergerakan harga-harga komoditas ini memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat dan bagaimana harga barang-barang tertentu dapat mempengaruhi daya beli dan biaya hidup secara keseluruhan.

Baaca juga: Inflasi Desember 2024 Sebesar 1,57 persen (y-on-y)

Selain inflasi, BPS Provinsi Banten juga mencatatkan data terkait sektor pariwisata. Pada November 2024, jumlah kunjungan wisata nusantara (wisnus) tujuan Banten mencapai 3,78 juta perjalanan. Meskipun mengalami penurunan 1,80 persen secara m-to-m dibandingkan Oktober 2024, jumlah perjalanan wisnus ini tetap menunjukkan angka yang signifikan. Namun, jika dilihat secara y-on-y, terjadi penurunan sebesar 4,20 persen dibandingkan dengan November 2023.

Meskipun ada penurunan, BPS mencatat bahwa jumlah perjalanan wisnus secara c-to-c dari Januari hingga November 2024 meningkat sebesar 9,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan pada bulan tertentu, tren kunjungan wisata secara keseluruhan menunjukkan angka yang lebih positif sepanjang tahun. Namun, perjalanan wisnus dari luar Banten ke Banten tercatat lebih rendah dibandingkan perjalanan dari Banten menuju provinsi lain, yang bisa menjadi indikasi bahwa wisatawan domestik lebih cenderung mengunjungi provinsi lain dibandingkan dengan mengunjungi Banten.

Di sisi lain, BPS juga mencatatkan jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Indonesia yang melalui Bandara Soekarno-Hatta, yang tercatat mencapai 212.178 kunjungan pada November 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,75 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2024, namun mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 13,65 persen jika dibandingkan dengan November 2023. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata mancanegara Indonesia, khususnya di Banten, mulai menunjukkan pemulihan setelah pandemi, meskipun masih terdapat fluktuasi bulanan.

Tiga kewarganegaraan yang mencatatkan kunjungan terbanyak pada November 2024 ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta adalah warga negara Tiongkok dengan kontribusi sebesar 18,81 persen, warga negara Malaysia dengan kontribusi sebesar 15,70 persen, dan warga negara Singapura dengan kontribusi sebesar 8,54 persen. Kunjungan dari negara-negara ini sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata di Indonesia, termasuk Banten, yang menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara.

Secara keseluruhan, data yang disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar, menunjukkan dinamika ekonomi dan pariwisata yang beragam di Banten pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025. Inflasi yang moderat, meskipun ada penyumbang utama dari komoditas makanan dan tembakau, menggambarkan adanya tekanan harga pada barang-barang pokok. Sektor pariwisata menunjukkan penurunan kunjungan wisnus bulanannya, namun secara tahunan ada peningkatan jumlah perjalanan wisnus secara keseluruhan.

Baca juga: Mendagri Mengingatkan Pemerintah Daerah Jaga Laju Inflasi

Adapun kunjungan wisman juga mencatatkan tren positif secara tahunan meskipun mengalami sedikit penurunan bulanan. Ke depan, sektor-sektor seperti makanan, pariwisata, dan perdagangan akan terus memengaruhi ekonomi Banten, sehingga kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat dan pengembangan sektor pariwisata akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Pemerintah daerah perlu fokus pada pengelolaan inflasi dan penyediaan fasilitas yang dapat menarik lebih banyak wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Dengan adanya laporan ini, diharapkan pihak terkait dapat merumuskan kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi, pengendalian inflasi, serta pengembangan sektor-sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Banten. Sebagai provinsi yang terus berkembang, Banten berpotensi menjadi salah satu daerah dengan perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.