Struktur Tim Danantara Perkuat Kepercayaan Investor, Indonesia Siap Menuju Kapitalisme Negara yang Strategis

(Beritadaerah-Jakarta) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi mengumumkan jajaran pengurusnya, dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masuk sebagai bagian dari Dewan Pengawas. Struktur tim yang solid ini diprediksi akan memperkuat kepercayaan pasar global terhadap Indonesia sebagai destinasi investasi.

Analis Ekuitas dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai bahwa komposisi tim Danantara berpotensi meningkatkan keyakinan pelaku pasar. Pasalnya, badan investasi ini dipimpin oleh sosok-sosok berpengalaman dengan kredibilitas tinggi di sektor keuangan global.

Tim Elite Danantara: Membangun Fondasi Keuangan yang Kuat
Pada 24 Maret 2025, Danantara resmi mengumumkan daftar pengurusnya, yang dijuluki sebagai “Tim Impian” dalam strategi pengelolaan dan pengembangan investasi nasional.

Beberapa nama yang menduduki posisi strategis di Danantara antara lain:
• Board of Danantara: Rosan Roeslani (CEO), Dony Oskaria (COO), dan Pandu Sjahrir (CIO).
• Dewan Pengawas: Erick Thohir, Muliaman Hadad, Sri Mulyani Indrawati, serta para Menko dan Mensetneg.
• Dewan Pengarah: Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
• Dewan Penasihat: Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, F. Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.
Danantara, yang baru diluncurkan bulan lalu, menjadi instrumen utama Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Lembaga ini bertugas mengelola saham perusahaan negara serta menginvestasikan kembali dividen ke berbagai proyek strategis. Dengan total dana kelolaan yang diproyeksikan mencapai AS$900 miliar, Danantara kerap disebut sebagai versi Indonesia dari Temasek, perusahaan investasi milik
pemerintah Singapura.

Pada tahap awal, Danantara akan mengelola investasi senilai AS$20 miliar, yang difokuskan pada sektor pengolahan sumber daya alam, kecerdasan buatan, serta ketahanan energi dan pangan.

Pandangan Global: Indonesia Menuju Standar Internasional
Dalam artikel berjudul “Panicked Investors Should Give Indonesia a Second Look” yang diterbitkan Asiatimes.com, analis Nigel Green menilai langkah ini sebagai bukti bahwa Indonesia semakin profesional dan berpandangan global dalam mengelola kekayaan negara.

“Investor global seharusnya menyambut perkembangan ini dengan optimisme. Ray Dalio adalah investor paling dihormati di era ini, sementara Jeffrey Sachs telah memberikan nasihat kebijakan ekonomi selama puluhan tahun. Kehadiran mereka mencerminkan keseriusan Danantara,” tulisnya.

Artikel tersebut juga menekankan bahwa Indonesia berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa negara ini tidak terjebak dalam pola otoriterisme atau manajemen keuangan yang tidak terkendali. Sebaliknya, Indonesia sedang melangkah ke era kapitalisme negara yang strategis, di mana manajemen profesional dan kepentingan publik dapat berjalan beriringan.

Nigel Green juga menyebut bahwa pasar sering kali salah dalam menilai perubahan, menganggap ambisi sebagai ketidakstabilan, dan reformasi sebagai risiko. Namun, dengan tata kelola yang tepat, Danantara dapat menjadi model baru bagi dana kekayaan negara di dunia.

Kolaborasi Strategis dengan New Development Bank (NDB)
Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (25/3/2025), Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Danantara tengah menjajaki kemitraan dengan New Development Bank (NDB). Indonesia sendiri telah mendeklarasikan keanggotaan di NDB, sebuah lembaga keuangan yang dibentuk oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) untuk mendukung proyek infrastruktur dan pengembangan berkelanjutan.

Menurut Sri Mulyani, sejak Indonesia bergabung dengan BRICS, pihaknya telah berdiskusi intensif dengan NDB mengenai peluang kerja sama dalam pembangunan ekonomi. “Kami sedang membahas bagaimana mekanisme keanggotaan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, baik dalam investasi maupun dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa NDB dapat berkontribusi secara signifikan terhadap proyek infrastruktur dan industrialisasi yang sedang dicanangkan oleh Danantara. “Kolaborasi ini bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan memperkuat fondasi ekonomi nasional,” tambahnya.

Danantara dan Masa Depan Investasi Indonesia
Dengan struktur tim yang kuat, dukungan tokoh global, serta peluang kerja sama strategis dengan NDB, Danantara semakin menegaskan posisinya sebagai pilar utama dalam transformasi ekonomi Indonesia.

Ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa dana kelolaan ini tetap profesional dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik, seperti yang diingatkan oleh ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin.
Jika dikelola dengan transparansi dan tata kelola yang baik, Danantara berpotensi menjadi model baru bagi kapitalisme negara yang adaptif, progresif, dan berdaya saing di tingkat global.