Titik Nol Anyer-Panarukan: Jejak Sejarah Jalan Raya Pos di Indonesia

(Beritadaerah-Wisata Nusantara)  Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels adalah salah satu proyek infrastruktur terbesar pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Dibangun pada awal abad ke-19, jalan ini membentang sepanjang sekitar 1.000 kilometer dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur. Pembangunan jalan ini tidak hanya meninggalkan warisan sejarah yang mendalam, tetapi juga membuka jalur penting bagi perkembangan ekonomi dan transportasi di Pulau Jawa.

Sejarah Pembangunan Jalan Raya Pos

Jalan Raya Pos dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, pada tahun 1808. Proyek ini bertujuan untuk memperlancar komunikasi dan pergerakan pasukan guna mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris. Pembangunan jalan ini dilakukan dengan kerja paksa (rodi), yang menyebabkan banyak korban jiwa di sepanjang jalurnya.

Meskipun dibangun dengan cara yang kejam, keberadaan Jalan Raya Pos membawa dampak besar terhadap mobilitas masyarakat dan perdagangan. Jalan ini menjadi jalur utama distribusi barang dan layanan pos antara berbagai kota di Pulau Jawa.

Titik Nol di Anyer

Titik awal dari Jalan Raya Pos berada di Anyer, sebuah kota pesisir di Provinsi Banten. Di Anyer, terdapat monumen bersejarah yang dikenal sebagai “Titik Nol Kilometer Anyer-Panarukan.” Monumen ini menjadi simbol dimulainya pembangunan Jalan Raya Pos dan sering dikunjungi oleh wisatawan serta sejarawan yang ingin melihat jejak sejarah Indonesia.

Di sekitar Anyer, wisatawan juga dapat menikmati keindahan pantai yang berpasir putih serta peninggalan sejarah lainnya, seperti Mercusuar Cikoneng yang dibangun setelah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Akhir Jalan di Panarukan

Panarukan, yang terletak di Jawa Timur, merupakan titik akhir dari Jalan Raya Pos. Kota ini dikenal sebagai pusat perdagangan pada masa kolonial dan memiliki nilai historis sebagai bagian dari jalur transportasi utama di Jawa.

Meskipun Panarukan saat ini tidak sepopuler kota-kota besar lainnya di Jawa Timur, kawasan ini tetap menyimpan jejak sejarah yang penting. Sisa-sisa jalan buatan Daendels masih dapat ditemukan di beberapa tempat, menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme.

Hingga kini, Jalan Raya Pos masih menjadi jalur transportasi utama di Pulau Jawa. Beberapa bagian dari jalan ini telah diperbaiki dan diintegrasikan ke dalam jaringan jalan nasional. Jalan ini juga berkontribusi dalam perkembangan ekonomi di sepanjang jalurnya, dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya yang tumbuh sebagai pusat perdagangan dan industri.

Selain itu, peninggalan sejarah Jalan Raya Pos juga menjadi daya tarik wisata bagi mereka yang tertarik dengan sejarah kolonial Indonesia. Beberapa bagian jalan ini masih dapat ditemukan dalam kondisi aslinya, memberikan gambaran tentang bagaimana proyek besar ini mempengaruhi kehidupan masyarakat pada masanya.

Titik Nol Anyer-Panarukan bukan sekadar penanda geografis, tetapi juga simbol dari perjalanan sejarah Indonesia. Jalan Raya Pos yang dibangun di bawah perintah Daendels memiliki peran penting dalam membentuk infrastruktur transportasi di Pulau Jawa. Meskipun pembangunannya dilakukan dengan kerja paksa yang menyakitkan, warisannya tetap bertahan dan menjadi bagian dari identitas sejarah Indonesia hingga saat ini.

Photo: Jerry/Kontributor BD