“Potensi Jawa Tengah itu ada beberapa komoditas, terutama kayu sama getah (pinus), itu yang nanti akan dimaksimalkan,” kata Luthfi, seusai menerima Kepala Perum Perhutani Regional Jawa Tengah di kantornya, Kamis (24/4/2025).
“Potensi Jawa Tengah itu ada beberapa komoditas, terutama kayu sama getah (pinus), itu yang nanti akan dimaksimalkan,” kata Luthfi, seusai menerima Kepala Perum Perhutani Regional Jawa Tengah di kantornya, Kamis (24/4/2025).

Jawa Tengah Optimalkan Potensi Kawasan Hutan Lewat Kerja Sama dengan Kementerian LHK dan Perhutani

(Beritadaerah – Semarang) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Perum Perhutani dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mengoptimalkan pengelolaan kawasan hutan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan potensi ekonomi daerah.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki potensi kehutanan yang besar, khususnya dari komoditas kayu dan getah pinus. Hal ini menjadi salah satu topik pembahasan bersama Menteri LHK dalam pertemuan sebelumnya.

“Potensi kehutanan Jawa Tengah cukup besar, terutama dari komoditas kayu dan getah pinus. Itu yang akan kami maksimalkan melalui kerja sama lintas sektor,” ujar Gubernur Luthfi, Kamis (24/4/2025), usai menerima kunjungan Kepala Perum Perhutani Regional Jawa Tengah di kantor gubernur.

Langkah optimalisasi tersebut meliputi proses pembibitan, penanaman kembali, serta regenerasi pohon-pohon berkomoditas tinggi. Pemerintah Provinsi juga berencana mengembangkan tanaman aren di sepanjang bantaran sungai, dengan melibatkan masyarakat setempat agar turut merasakan manfaat ekonominya.

Kepala Perum Perhutani Regional Jawa Tengah, Asep Dedi Mulyadi, menjelaskan bahwa wilayah hutan di Jateng memiliki potensi luar biasa, tidak hanya dari sisi hasil hutan seperti kayu dan getah, tetapi juga dari aspek keindahan alam yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata.

“Produk utama kami adalah kayu. Namun, hasil nonkayu seperti getah pinus juga menjadi andalan. Jawa Tengah adalah penghasil getah pinus terbesar di lingkungan Perhutani,” kata Asep.

Saat ini, Perhutani Regional Jawa Tengah mengelola sekitar 400 ribu hektare lahan hutan sosial. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya 600 ribu hektare, akibat penataan kawasan yang dilakukan melalui mekanisme perizinan khusus dari kementerian.

Menurut Asep, langkah ini memberi akses lebih luas kepada masyarakat sekitar untuk terlibat dalam pengelolaan hutan secara legal dan berkelanjutan.

“Kerja sama antara Pemerintah Provinsi dengan Perhutani sangat penting untuk memastikan pengelolaan kawasan hutan yang optimal. Selain penanaman dan perawatan pohon, pengembangan wisata alam juga menjadi peluang yang menjanjikan, tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” tambahnya.

Dengan sinergi antara pemerintah daerah, Perhutani, dan KLHK, diharapkan pengelolaan hutan di Jawa Tengah dapat memberikan manfaat jangka panjang, baik secara ekologis maupun ekonomi bagi masyarakat.