Tenaga Kesehatan di Jawa Tengah Menerima Kunci Rumah Subsidi

(Beritadaerah-Kendal) Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, menghadiri serah terima kunci rumah bersubsidi bagi tenaga kesehatan di Puri Delta Asri 9, Darupono, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (28/4).

Saat serah terima kunci, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyampaikan program rumah bersubsidi merupakan bagian dari target 3 juta rumah untuk rakyat. Total di seluruh Indonesia, ada sekitar 30 ribu rumah bersubsidi yang disediakan untuk tenaga kesehatan, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Tidak hanya di Jateng, program serupa ada di Kupang, Pontianak, Karawang dan Papua.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengapresiasi langkah Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman juga Kementerian Kesehatan tersebut. Menurutnya, itu adalah bagian untuk mengurangi kebutuhan rumah tinggal masyarakat.

“Prinsip kita akan dukung kegiatan Pak Menteri Perumahan, karena sandang pangan dan papan kita kan perlu. Terutama Jateng, kita masih butuh 1,2 juta (rehab) RTLH. Nanti akan kita kebut APBD kita khusus untuk (rehab) RTLH setahun kita anggarkan 17 ribu rumah. Ini akan kita rapatkan dengan stakeholder lain, APBN, APBD, juga dari Baznas, CSR. Prinsip, layanan dasar rumah harus terpenuhi untuk wilayah kita,” kata Luthfi.

Sedangkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi program tersebut. Ia berharap, agar perumahan yang dibuat mampu membuat nyaman, dan meningkatkan produktivitas penghuninya.

Salah satu perawat yang menerima rumah subsidi dari RSU William Booth Semarang, Reni mengatakan, program tersebut membantu mimpinya mempunyai rumah sendiri.

“Persyaratannya mudah, ditambah KTP dan administrasi dari suami saja. Sangat membantu, apalagi untuk nakes dari swasta yang gajinya tidak seperti yang lain,” ujarnya.

Sebelumnya, ia menempati rumah bertipe 27 dan tinggal di rumah mertua. Kini dia merasa lebih bisa menata kehidupan rumah tangga, bersama suami dan anaknya.

“Lebih nyaman, bebas, di rumah cuma ada suami dan anak. Kalau untuk angsuran per bulan sebesar Rp1,1 juta. Masih nutup untuk gaji saya,” ungkapnya.

Hal serupa dikatakan pasangan Danu dan Tutut Fitriyah. Tutut yang perawat dari RSUD Adhiyatma ini telah 15 tahun tinggal bersama mertua. Dia dan suaminya Danu, kini bersyukur bisa menempati rumah atas nama sendiri.

“Mudah-mudahan cicilannya lancar sampai selesai. Ya harapannya, sebelum jatuh tempo bisa melunasi. Sebulan bayar Rp1,67 juta. Ya menurut kami cukuplah,” urainya.